PEMBELAJARAN TEMATIK merupakan
implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar
pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan yuridis.
“Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraa” Depdiknas (2007:226). Selanjutnya menurut Kunandar (2007:311), “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.
Pembelajaran
tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah
tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori
pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill)
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk
Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan
pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Dalam
pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu
tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik
dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema
dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema
tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1)
peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2)
Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran
lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) Peserta didik lebih
mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas; 6) Peserta didik mampu lebih bergairah belajar
karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
matapelajaran lain; 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran
yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat
digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Pembelajaran
tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. Adapun ciri
khas pembelajaran tematik di antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan
belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
sekolah dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik
bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan
lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan
berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis
sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di
lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya:
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
Penggabungan
beberapa kompetensi dasar, indikator serta isi mata pelajaran dalam
pembelajaran tematik akan terjadi penghematan karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat
hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir.
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi pelajaran secara utuh pula. Dengan adanya
pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik
dan meningkat.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
- Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
- Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
- Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
- Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi.
- Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
- Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
- Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain
kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh
guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara
mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa
sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran.
Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang
inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak
akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.
Kepustakaan:
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.